Kamis, 28 Mei 2009

Merayakan Liburan Pasca PEMILU

    Hari Pertama

Liburan pasca PEMILU beberapa minggu lalu, tepatnya hari Kamis, 9 April 2009, Aku bersama Kekasihku tercinta melakukan apa yang disebut "Liburan Pasca PEMILU". Kita berdua memutuskan untuk pergi berkunjung ke rumah nenek yang berada di Kebumen, Jawa Tengah. Dengan mengendarai kuda besiku tercinta, kamipun berangkat. Perjalananpun penuh dengan tantangan dan ketegangan. Mulai dari motor yang cuma bisa muat dua orang sampe pantat tepos gara duduk di atas jok motor lebih dari 3 jam. Tapi semua itu kami lewati dengan kesungguhan dan kemantapan hati untuk pergi liburan ke rumah nenek.

    Setelah kurang lebih tapi keliatannya lebih dari 4 jam, akhirnya kamipun sampai dengan selamat sentosa dan bahagia. Kamipun disambut dengan tawa yang sepi karena memang cuma ada 3 orang di rumah. Kamipun berjabat tangan dan berpelukan layaknya keluarga bahagia karena kami memang keluarga bahagia. Setelah kami melakukan hal-hal seperti tersebut kamipun beristirahat dan bebersih diri menyegarkan badan dan hati.

    Waktupun berputar dan jarum jam menunjukkan pukul 19.30 WIB. Karena hari masih sore dan kami adalah muda mudi yang di mabuk asmara kami pergi keluar menuju Down town atau pusat kota atau Alun-alun. Yach,..namanya kota kecil dan hanya ada satu tempat nongkrong buat anak muda makanya kami kesana. Tapi suasana di sana memang berbeda dengan kota semarang. Begitu tenang, damai, asri, tentram, elok, sejahtera, sepi, damai, tenang dll.

    Kamipun akhirnya berhenti di salah satu sudut akun-alun itu. Kami bercengkrama layaknya muda mudi yang sedang berpacaran.

    "Sayang liatlah bulan di sana!" kataku sambil menujuk bulan.

    "…………"

    "Bulannya indahnya?" pujiku.

    "…………"

    "Eeh,…ternyata bulan purnama" kataku lagi.

    "…………"

    "Kamu kok diem??" ternyata dia marah.

    Aku bingung. Aku frustasi. Aku gelisah. Aku cemas. Aku gatal karena digigit semut. Ternyata semut banyak sekali dan akupun pindah tempat duduk.

    Aku tidak tahu mengapa dia marah.

    Aku rayu dia. Aku goda dia. Aku tertawa sendiri. Aku lari kesana kemari. Aku teriak-teriak. Aku berguling di tanah. Aku kesakitan karena tertusuk batu yang aku tiduri. Sampai akhirnya aku kecapean dan kelaparan. Aku ajak dia beli jagung bakar.

    "Mau jagung bakar?"

    "…………"

    "Enak Lho…..," sambil tersenyum dengan tenaga penghabisan, "bumbunya beda,…."

    "……….."

    Aku langsung saja pesan ke mbak jagung bakar

    "Mbak jagung bakar kaleh, mimi'e jeruk anget setunggal"

    Setelah detik berganti menit, tapi menit belum berganti jam akhirnya jagung bakarpun jadi.

    "Niki mas,..unju'anne wau nopo mas?" mbak jagung bakarpun bertanya.

    "Inggih,,..jeruk anget setunggal" jawabku

    Satu jagung bakar kuberikan padanya. Dan satu untukku. Pada gigitan pertama dia langsung sodorkan jagung bakar itu padaku. Ooo…h ternyata dia minta tukar karena keras. Setelah ditukar….

    " ini masih keras….." sambil dia minum air jeruk hangatku.

    Dia marah atau lapar atau haus……..


 

    Hari Kedua

    Tuiiiit….tuit…tuiiiiituit…uiuiuiuiuitttttt.

    Alarm HP-ku berbunyi, waktu telah menunjukan pukul 04.20 WIB. Aku terbangun dari mimpi indah tapi bukan jorok-ku. Aku liat jam dinding yang menempel di dinding tepat di depanku. Aku pejamkan mata lagi. Tapi aku terbangun lagi karena aku teringat ingin pipis. Aku pergi ke kamar mandi untuk melaksanakan niatku pipis. Ternyata di sana sangat gelap dan di luar tidak terdengar suara apapun karena memang semua sedang tidur. Aku putuskan untuk menunda niatku dan aku berjalan ke kamar nenekku yang biasanya sudah terbangun. Saat ku buka

    Ngiiiiiieeeeeeeeekkkkkk……jeduk.

    "Nopo di?" tanya nenekku

    "tak kironi mbahe wes nang mushola…" sambil aku berjalan ke kamar mandi lagi.

    Setelah sholat subuh aku membangunkan kekasihku karena sudah pagi dan waktunya bangun dan karena kami akan pergi berjalan-jalan. Karena arah dan tujuan belum ditentukan akupun meminta pendapat pada para sesepuh yaitu nenekku dan bulekku. Dari hasil musyawarah diputuskan, kami akan pergi ke Pantai Petanahan yang lokasinya kurang lebih tapi banyak lebihnya 10 Km.

    Setelah beberapa menit dan beberapa kali bertanya pada bapak-bapak dan anak-anak, akhirnya kamipun sampai di pantai yang ternyata banyak pasir pantainya.


 


Keromantisan Cinta Kami


 

    Kamipun di sana bercanda, tertawa, berlarian menghindari ombak karena baju ganti kami sedikit, berteriak-teriak karena sandalku hilang tapi ketemu lagi, dan pastinya berfoto ria. Setelah kami kecapean karena melakukan aktivitas yang janggal itu, kami memutuskan untuk pulang. Saat aku berjalan menuju tempat parkir mataku tertuju pada sebuah tempat yang sangat aku dambakan yaitu kamar mandi.

    "Cuci kaki dulu yuk!" ajak kekasihku

    "Aku juga pengen pipis og."

    Saat kami selesai dengan tujuan masing-masing, akupun kelaparan. Kamipun memutuskan untuk makan dulu sembari melihat mbak-mbak yang pake hotpant sedang berlarian.


 

………


 

    Jam dinding di ruangan TV yang tidak bisa berdentang karena itu memang bukan jam otomatis menunjukkan pukul 13.30 WIB yang artinya kami harus jalan-jalan lagi menuju tujuan berikutnya yaitu Gombong. Karena sebelumnya aku sudah pernah kesana walaupun cuma satu kali dan itu sudan 4 tahun yang lalu dan karena aku sudah tanya kepada anak dari bulekku yang tinggal di semarang jadi kami tidak perlu binggung lagi seperti pagi tadi. Kami pergi ke suatu tempat yang bernama BENTENG VAN DER WIJCK di daerah Gombong. Letaknya kira-kira 40 km dari kebumen.


 



 


 


 


 


 


 


 


 


 

Copycat telat

    Dengan perasaan sok tau dan tidak punya malu-ku kamipun langsung putar pedal gas motorku secara gila-gilaan. Langsung saja aku mengarah ke tempat tujuan tanpa liat kanan dan kiri. Setelah setengah jam perjalanan kamipun sampai.



Suasana di Benteng atau hutan rimba atau hotel prodeo (tolong dipikirkan)

    Saat ku-injakkan kaki dan kulangkahkan di sana betapa terkejutnya aku. Bukan karena keindahan atau karena kebahagiaan tapi………

    "Mas tumbas mimic???" sambil menepuk pundakku.

    "Aaaaaaaa…….." teriakku kaget tapi di dalam hati, "mboten bu! Matur nuwun"

    Untung aku masih waras, berakal sehat, berbadan sehat dan berotot kuat, coba kalau tidak aku pasti akan berjungkir balik ke kanan 3x dank e kiri 3x; terus aku lanjutkan menari balet di campur tari jaipong dan diakhiri tari kejang kayak kena ayan.

    Setelah aku menenangkan diri beberapa menit, kulanjutkan perjalananku menuju loket penjualan karcis. Kubeli dua tiket karena kami memang cuma berdua. Kamipun langsung berjalan memasuki gerbang sejarah Indonesia. Betapa kagetnya diriku……

SEPI sekali…….

Padahal ini adalah hari libur pikirku. Tapi sayup-sayup terdengar suara lagu. Ku coba kenali lagu ini. Ku coba fokuskan diri. Tiba-tiba…….jari, pantat, dan kepalaku bergerak dengan sendirinya. Ternyata eh ternyata itu adalah suara lagu dangdut. Ku coba menahan perasaan yang bercampur aduk ini agar kemaluanku(baca rasa tidak punya malu) tidak terlihat. Agar semua itu tidak terjadi ku alihkan perhatianku kepada kekasihku tercinta.

Ku pandangi dia. Ternyata ada yang aneh. Dia yang semenjak tadi terdiam mendadak tersenyum dan tertawa sendiri. Akupun bertanya-tanya…

  1. Apakah dia kesurupan?
  2. Apakah dia jadi gila?
  3. Apakah penyakitnya kumat?
  4. Apakah dia belum boker?

     Pertanyaan itu mengalir dengan deras di kepalaku.

    "Kamu kenapa to? Koq kamu senyum-senyum sendiri?"

    "Tanganmu tu lho, geli tau!!!"

    Ternyata pertanyaanku salah semua. Ternyata tanganku mengelitikin dia dari tadi. Daripada berlama-lamaan saling gelitik akupun lari menuju bangunan benteng yang berdiri kokoh yang tetap berdiri walaupun ditiup seribu orang itu. Di bangunan benteng itu-pun masih terlihat sepi. Para pengunjung lain yang jumlahnya tak banyak itu lebih memilih hiburan yang lebih asyik seperti,

  1. Main kapal air di atas air
  2. Berjoget dangdut dengan gaya ular kayang
  3. Main ayunan sambil teriak-teriak ketakutan
  4. Main mobil boom-boom kayak orang kesurupan
  5. Mojok di tengah-tengah bangunan benteng
  6. Berenang di kolam ikan

Yah, mungkin maksud pemerintah menarik minat masyarakat dengan menggabungkan pendidikan dan hiburan tapi, beginilah potret sebagianbesar masyarakat kita yang lebih menikmati budaya hedonism. Daripada berlama-lama berpikir tidak keruan dan tidak jelas kamipun langsung melakukan ritual seperti biasa. Berfoto-foto sambil lompat-lompat gaya katak. Dari segala arah dan sudut pandang. Kami putari bangunan benteng itu sambil mencari tempat strategis buat mojok berfoto ria.


 

Hari Ketiga

Dimana ada pertemuan pastinya di situ ada perpisahan. Inilah hari dimana hal itu terjadi. Sedih rasanya. Harus bawa barang yang banyak dan berat untuk pulang. Harus menempuh 4 jam perjalanan lagi, harus merasakan panasnya pantat, merasakan sakitnya 'si-junior' terjepit tapi inilah perjalan pulang. Sebelum kami menuju semarang seperti biasa aku harus memenuhi hasrat kekasih tercintaku ini untuk memuaskan dirinya dengan barang belanjaan a.k.a SHOPPING. Kamipun langsung mengarah ke jogja gudangnya para penggila belanja dengan modal bibir(baca menawar).

Kami sampai jogja kira-kira pukul 12.00 WIB. Karena waktu sudah menunjukkan saatnya untuk sholat kamipun langsung memutuskan untuk ISHOMA kecuali makan. Setelah berdoa agar barang belanjaan muat di tas kamipun langsung menuju MALIOBORO yang letaknya tepat di depan tempat istirahat kami.

Setelah kami berputar-putar layaknya orang kebingungan mencari tempat buat boker akhirnya semua barang yang dibutuhkan buat oleh-oleh terpenuhi. Akhirnya kamipun sama-sama terpuaskan. Kekasihku tercinta terpuaskan karena belanjaanya dan aku terpuaskan dengan dengan rasa capek, laper, haus, pegel, dan pusing karena bingung cara bawa barang belanjaan.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar