Rabu, 24 Desember 2008

Hari itu

Malam ini hatiku benar-benar gelisah. Film yang ku tonton jadi tidak bisa kunikmati(la wong filme elek!!). Peristiwa tadi siang selalu terbayang di benak dan pikiranku. Peristiwa yang akan merubah hidupku menjadi tangis atau tawa, terang atau gelap, putih atau hitam,berwarna atau ....(lawan katane berwarna ki op ya?!).


*****




Pagi ini hatiku benar-benar gelisah(koq awalnya sama ya!). Hari ini aku merasa bagai dikejar-kejar waktu(padahal waktu ga’ punya kaki). Aku merasa sudah kesiangan, padahal aku sudah bangun pukul 4.00 WIB tapi matahari begitu cepatnya bangun dari tidurnya(mang matahari turu-ne nang ndi). Tapi ternyata........matahari nggak bangun kepagian. Memang aku yang bangun kesiangan. Jam kura-kura itu ternyata terlambat satu setengah jam.
“Dasar jam guoblok, lelet, dongo’, kuro-kuro?&*%$!”teriakku pada jam aneh itu(aku deng seng aneh, mosok jam tak amuk*&^?/!$%).(^.^)? SETUJU!!!
Aku langsung tancap gas pergi ke kamar mandi. Seperti biasanya hal pertama yang kulakukan yaitu jongkok diatas kursi lamunanku(maksudnya jamban bo’). Tapi saat itu aku tidak bisa melamun terlalu lama. Aku hisap dalam-dalam udara disekitaku(mambu...) lalu kutekan kuat-kuat lewat perut.
“Eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee...............KKKKKKKKK”
“Eeeeeeeeeeeee.......................Kkkkkkkkkkkkk%$#@!&?”
“Aahh.....!!!”
“Plung”
Akhirnya si ‘Tentara Kuning’ berhasil keluar dari Basecampnya. Setelah “Basecamp”(ben ra’ saru) kubersihkan dari sisa-sisa peperangan(@_@)(boker ik “asem”) aku langsung mengguyurkan tiga gayung air ke tubuh seksiku(Uuu....Hhh Seksi!). Ku usapkan lux agar tubuhku seputih bintang iklannya. Tubuh seksi ini lalu kubilas lagi dengan tiga gayung air(Adusku pas kuwi resik rak ya$!?). Tak lupa juga setelah mandi aku menggosok gigi biar terlihat berkilau.
Saat aku keluar dari kamar mandi terdengar teriakan seorang wanita. “Siapakah gerangan yang meminta pertolongan?” jiwa pahlawanku mulai bertanya(aku jek ngayal).
“Sui men to Di......? Esuk-esuk meh nang ndi? Ibu meh wudlu! Mingger!” seperti biasa, ternyata suara rentetan peluru pertanyaan ini berasal dari ibuku tercinta yang cerewet(padahal aku adus-e cepet lho!yo rak?).
“Aku meh lungo.”
“Lungo nang ndi? Minggu-minggu ngene ki nang omah ngewangi ibu resik-resik,” sambil wudlu ternyata ibuku masih bisa cerewet.
“Mau bengi aku wes ngomong karo bapak meh nang Kopeng ok!” jawabku sambil berlari ke kamarku.
Aku ambil kaos yang baru seminggu kemaren dibeli di Ada. Bermotif tangan tengkorak di bahu sebelah kanan. Ku pasangkan kaos itu dengan celana panjang hitam yang berukuran sangat besar. Sampai-sampai jika aku tidak memakai celana pendek sebelumnya dan kuberi sabuk, pasti ‘ujung tombak’ ku akan dinikmati banyak wanita(jangan sekali-kali membayangkan ‘ujung tombak’ ku!). Setelah semuanya terpasang rapi di tempatnya langsung ku siramkan Gatsby Cologne untuk menambah harumnya tubuhku. Saat aku turun terdengar suara ‘itu’ lagi.
“Kowe mau bengi bar seko ndi?”
“Bar metu mbek Kambink, Bu aku mangkat sek,” sambil kucium tangan ibu, ”Assalamualaikum!”
“Walaikum salam, ati-ati! Rak sah banter-banter!”
[Bar kuwi aku ngomong opo ya? Aku lali! Kata-kataku entek! Bingung aku(wes goce’an) langsung wae ah!]

*****

“Assalamu’alaikum,” sapaku pada Bapak dan Ibu dari.....(rahasia! Mengko kan ngerti!)
“Walaikum salam,” secara bersamaan mereka menjawab.
“Yan... temenmu!(wes ngerti to!!!!)” Ibu itu memanggil seorang bidadari keluar(ben keren*&%$#!?),”Tunggu dulu ya! Duduk dulu,” sambil masuk beliau memanggilnya.
“Ya Bu!”
Saat aku duduk aku sangat merasa ketakutan. Suasananya terasa mencekam. Disebelahku, walau terpisah meja terlihat seorang Bapak dengan wajah..... (cool coy!)membuatku membeku oleh karismanya. Beliau sedang membaca koran.
“Ba...Ba...Bapakna!” keberanian membuka mulutku.
“He....” dengan suara rendahnya(sopran opo alto ya?).
“............(‘_’!).” Deg......deg.....deg....deg...deg..deg.degdegdegdegdeg, detak jantungku terasa melakukan sprint dengan kecepatan cahaya(c=3x108 m/s).
“Yu...k!” terdengar suara yang menghangatkan kebekuan.
“Alhamdulillah,” kata hatiku.
“Kumpul jam piro to?”
“Saiki jam piro? Cah-cah jarene meh kumpul jam 7an!”
“Saiki jam 7, yo' ndang mangkat!”
Saat menegangkan terulang lagi. Ibu keluar untuk mengantarkan kepergian salah satu puteri tercantiknya.
“Pak, Bu.... berangkat!”
“Bapakna, Ibu’na berangkat! Assamualaikum?”
“Walaikum salam,” secara bersamaan mereka menjawab,”ati-ati ya!” Ibu’na menambahkan,”jangan ngebut-ngebut ya mas!”
“Siap Bu!”
Seperti biasa Bapakna dengan wajah “cool”nya dan Ibu’na dengan senyumnya yang khas mengantar dan merestui kepergian kami.

*****

“Lha kae Suko mbek Mbak Seer!” Mbok-e(dudu' mbok2 bakul blanjan lho!) berkata pada anak-anak yang lain, "Kok suwi men to Ko?"
"Kawanen ok Mbok! Meh ngenteni sopo meneh?"
"Mboh ki!"
Sementara cewek cantik(cuwit...cuwit...) yang duduk dibelakangku turun, tiba-tiba terdengar suara mbek.........oh ternyata itu suara Kambink yang sedang memenggilku.
"Ndes kancani nang omahe Ochi' yok!"
"Aku melu tho!" Deni menyambung kata-kata Kambink.
Akhirnya kami bertigapun berangkat menjemput gebetannya Kambink(rahasia lho...).

*****

Kami berangkat kira-kira pukul 8.30an. Menembus keramaian jalan pagi itu(rame kan hari minggu). Lewat jalan Sigar Bencah yang berkelok-kelok bagai penyanyi dangdut yang menggoyangkan pinggulnya(tapi kenapa tidak terkena APP y?!). Selanjutnya kami lewat Banyumanik. Selanjutnya lewat Sukun(koq sukun y!!#$?). Selanjutnya....(koq selanjutnya terus.....sebenernya ini jalur yang kami lewati[Sigar Bencah  Banyumanik  Sukun  Pudak Payung  Ungaran  Karang Jati  Bawen  Kebon Kopi  Salatiga  Pasar Sapi  Kopeng]).
Tak lupa saat dalam perjalan kami pun bercanda ria untuk mencairkan ketegangan(aku memang tegang kuwi...!!hayo.....seng tegang opo?$#%). Saat kami sedang asyik-asyiknya bercanda tiba-tiba aku melihat hal aneh. Aku melihat sekumpulan orang di pinggir jalan. Aku panik!!!!(halah terlalu di dramatisir). O.....oo...ternyata teman-temanku yang sedang menepi di jalan.
"Nopo?" tanyaku pada siapa saja yang mau menjawab.
"Dendi ban-ne bocor," jawab seseorang(mboh sopo seng njawab lali aku..!#$!!).
(tak singkat wae nang kene ngentenine suwi yen dicritake suwiiiiiiiiii)
Setelah beberapa kali tambal sulam akhirnya selesai si Tukang Tambal Sulam ban selesai meng-operasi ban motor Dendi.
"Asem bapake rak profesional, kesuwen!!" kataku.

*****

Akhirnya setelah melewati 99 rintangan dan 99 cobaan kami pun sampai ditempat tujuan yaitu K_O_P_E_N_G(akhirnya sampai juga, kesel he..!)
Kami pun langsung masuk ke area persewaan villa(jenenge opo aku lali#$%?yen ra' salah Umbul Songo y?).
"Mas kalo mau pinjem villa gimana?" tanya Deni pada salah seorang penjaga gerbang.
"Yo mas tak terke," jawabnya.
Kami semua masuk dan mengikuti Mas Penjaga Pintu Gerbang(ra' ngerti jenenge!) menuju rumah seorang juru kunci(wu-ih...medeni!) yang ternyata Bapak dari Deni(jenenge tok seng podo). Setelah beberapa menit beramah tamah Pak Idrus(yen ra' salah) mengantar kami menuju villa pertama, yaitu villa Perhutani. Setelah melihat penampakan luarnya kami menuju villa kedua. Villa itu benar-benar mewah, megah, dan mahal kami memutuskan untuk tidak menyewanya sehingga kami diantar ke villa ketiga. Ternyata villa ketiga ini sangat kecil, sempit, dan terlalu murah jadi kami juga tidak menyewanya.
"Piye ndes?" tanya Deni pada anak-anak.
"Seng Perhutani ra' wes!" jawab seseorang(sopo aku lali!)
"Pak saget mlebet theng mriku?" tanya Deni pada Bapaknya
"O..saget mas," jawabnya.
Kami pun diajak Pak Idrus melihat-lihat villa tersebut. Kami semua berpencar terbagi dalam beberapa kelompok(koyo' meh ngopo wae!!!). Puas melihat-lihat keadaan sekitar kami semua bekumpul di ruang tengah villa untuk berdiskusi dan ber istirahat.
Sementara anak-anak yang lain asyik berdiskusi, aku berkonsultasi pada Ochi'.
"Piye ki Chi'?" tanyaku, "enake ngomong opo ki?"
"Enak ngomong ngene wae...."
Sementara Ochi' masih berpikir....
"Mendeng ngomong..," dengan diawali embikkan(emm..bekk) Kambink langsung menyambung obrolan kami, "pas nang Keteb, kowe to ngejak kae minggir sek trus kowe basa-basi sek!"
"Keto'e ra' sido neng Keteb, wes jam semene. Enak-e ngomong nang ndi ki?"
"Yo mengko nggolek nggon to! Nggon seng enak," jawab Kambink(emm..bekk).
"Enak-e ngomong opo ki Chi'?"
"Ngene wae to,
"Mbak Seer Aku pengen ngomong sesuatu tapi Aku pengen omongan ini ga' ngubah sikapmu ma Aku....Aku cuma pengen Kamu tau kalo Aku tu suka ma Kamu. Kamu mau ga' jadi PACARKU?"
"He-eh ngono wae!" tambah Kambink(emm..bekk)
"Piye-piye, baleni to...!"
"Halah diimprov to, cah teater ok," jawab Ochi'.

*****

Dalam pejalanan pulang terus saja hatiku berdetak kencang. Aku berusaha mengingat semua yang dikatakan Ochi' tadi. Dalam perjalan pulang kami sempat berhenti untuk makan di warung masakan Padang. Hatiku semakin berdetak kencang saat si Dia si Cantik ini duduk tepat di sampingku. Aku pun mulai salah tingkah(Aku ndak salah tingkah to?) dan mulai mencari-cari bahan pembicaraan yang nggak mutu.
"Maem karo opo?" tanyaku(padahal aku yo weruh lho..)
"Ki maem ayam," jawabnya.
"Koq segone sithik?"
(aku lali jawabmu opo...)
Setelah semua selesai makan dan membayar makanannya masing-masing kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Dalam perjalan pulang aku terus berpikir.
"Enake ngomong nang ndi ki....?" batinku, "po nang kene wae ya?"
Semakin lama aku semakin bingung(padahal wes goce'an stang lho). Akhirnya aku putuskan untuk mengambil tindakan. Aku ambil Hpku yang berada di saku celana sebelah kiri(apal to...), ku tekan nomor 081329020268.
"Sopo ki?" katamu, "nopo kowe?" tanyamu sambil menepuk pundakku.
"Wes to angkat, aku meh ngomong!" jawabku agak blepotan.
"Nopo?" terdengar suaranya di speaker Hpku.
"Aku...
"Aku pengen ngomong sesuatu tapi Aku pengen omongan ini ga' ngubah sikapmu ma Aku....Aku cuma pengen Kamu tau kalo Aku tu suka ma Kamu. Kamu mau ga' jadi PACARKU?"
(pokok-e mirip koyo' ngono, ra' sah protes!), sambil terbata-bata aku mengatakannya.
"Piye? Terserah meh mbok jawab kapan!"
"Setahun meneh?" tanyanya sambil tertawa.
"Yo ojo suwi-suwi, ojo karo guyon ngono to! Aku jek grogi ki..."
"Kapan ya....."
"Lho...piye to? Pokok-e ojo suwi-suwi. Sesuk piye?
"Sesuk..? Yo wes sesuk.."
"Tenan lho sesuk? Pokok-e sesuk tak tagih PRmu iki!"
*****

"Cah-cah wes ra' ono ik, piye? Langsung bale' ya?"
"Yo wes to?"
Aku langsung mengantar bidadari ini pulang ke negerinya(bukan akhirat lho!!!).

*****

Akhirnya aku sampai rumah. Aku langsung menuju kamar keramatku untuk bersemedi sebentar(maksudnya tidur....). Sebelumnya aku Sholat terlebih dahulu karena dari tadi belum sholat(sekalian berdoa ben Diterima Aa..mi..n!). Langsung ku jatuhkan tubuh ini ke negeri mimpi sambil membayangkan apa yang barusan terjadi(bejo ra' mbayangke seng ora-ora...).
"Di....wes balek durung?" suara teriakan seorang wanita.
"Aku diterima......!!! Asem ngimpi ik! He-e wes bale'," jawabku setengah sadar.
"Padahal aku jek enak-enak ngimpi lho! Moga-moga ngimpiku dadi kenyataan ah, Aa..mi..n."

*****

Malam ini hatiku benar-benar gelisah. Film yang ku tonton jadi tidak bisa kunikmati(la wong filme elek!!). Peristiwa tadi siang selalu terbayang di benak dan pikiranku. Peristiwa yang akan merubah hidupku menjadi tangis atau tawa, terang atau gelap, putih atau hitam,berwarna atau ....(lawan katane berwarna ki op ya?!).
Aku putuskan masuk kamar dan menghidupkan komputer untuk mencari theme songs guna menggambarkan perasaanku ini(lha wes filme elek! daripada tambah stres!%$#&). Kucari dan kucari(padahal ra' ono seng mbuang), kudengar dan kudengar, dan akhirnya....
Parapa.....parapa parapa papaparapa
Parapa papaparapa...alright

Hai gadis manis yang sudah lama kukenal
Lucu manis senyumnya sangat ku hafal
.....

Lagu project pop yang berkolaborasi bersama Alm. Chrisye dalam album Senyawa inilah yang menurutku cocok(ono lagu siji meneh, tapi aku lali[Toh Pati-Alm. Chrisye]). Lagu ini menurutku cocok karena lagu ini akan aku nyanyikan jika aku ditolak(aku deg-degan banget wedi ditolak!!!).

*****

Keesokan harinya....Inilah hari penentuan yang ditunggu-tunggu. Waktu istirahat, pukul 9 lewat 9 dan tanggal 9 jawaban akan diberikan(mekso ik! bar takon!!!).
"Ndut piye PRmu? Kupanggil dia saat akan keluar menuju kantin, "jawabane opo?"
"Jawab saiki?" jawabnya sambil mendekatiku.
"Ora, taun ngarep! Yo saiki to ya....!"
"Ya ya...saiki!"
Dia berjalan ke arahku dan duduk di bangkunya Kambink(kamu ga' bau to?). Karena mejaku bersebelahan, aku pun langsung mengambil bangkunya. Kami pun duduk berhadapan.
"Piye?" Tanyaku sambil kutatap matanya, "Terserah kamu mau jawab apa, pokoknya apapun jawabanmu sikapmu ke aku ga' berubah."
"Apa jawabanmu?"
Dia menganggukan kepalanya.
"Opo?" tanyaku sambil kuanggukan kepalaku(Atiku pas kuwi rodo' berbunga, bejo ra' dadi buah ke....)
"He-eh!" dia menganggukan kepalanya lagi.
"He-eh opo?"
"Ya...ya!!"
"Ya? kamu mau jadi pacarku?"
Dia anggukkan kepalanya lagi(manthuk-manthuk wae koyo' pithik mangan jagung...).
Aku pun langsung berlari memutari kelas dan berhenti di samping kambink yang sedang duduk bermain kartu dengan teman-teman. Di situ aku bersujud syukur untuk mensyukuri apa yang aku dapat dan memberitahu kambink kalo aku DITERIMA. Aku berlari lagi mendekati Ninin dan Rosyita.
"Nin, Chi', aku ditrimo!" bisikku pada mereka berdua.
Mereka berdua langsung berteriak dan melompat kagirangan. Aku pun ikut hanyut dalam kegembiraan itu.

*****

1 komentar:

  1. arrrgghhh,,crito dowo2 endinge sitik!
    asem!
    99 rintangan koyo kera sakti ae,,lagune sopo yo?

    hahaha,,suk ak ajari y koyo ngono,,mehehe!

    BalasHapus